Artikel ini sesuai dengan masalah yang saya alami, Sebelumnya saya berterima kasih kepada OS yang telah Berbagi pencerahan terhadap masalah saya .
"Apa yang kita inginkan maka itulah yg sedang atau akan kita dapat!”
Saat orientasi kita terhadap lawan jenis, maka lawan jenislah yg akan kita peroleh.
Saat kedudukan yg kita incar, maka kedudukanlah yg akan kita dapatkan.
Saat uang yg kita cari, maka uang yg akan kita temukan.
Itu artinya, smua berawal dari niat atau pndirian kita sendiri.
cobalah ingat2 dan perhatikan; Apa yang terbersit dalam hati dan pikiran kita saat mau melakukan ssuatu.
Pada saat Kita merencanakan untuk berkunjung kepada orang lain, apa yg Kita harapkan?
Apakah pujian atau benar-benar untuk menjalin silaturahmi.
Ketika kita berharap puja puji atau sanjungan, maka bersiap-siaplah untuk kecewa dan kecewa.
Tapi kalau benar jalin silaturahmi yg kita tuju, maka Kita tidak peduli apa kata orang.
Termasuk perkataan dari yg dikunjungi.
Asal Kita tau... Bahwa dengan jalin silaturahmi yg tulus, disamping kita akan dapat kepusan bathin trsndiri, juga Kita akan mmperbanyak rizki serta memperpanjang umur.
( DALAM TANDA KUTIP ) Rijki sudah ditentukan, ditetapkan, digariskan atau ditakdirkan. Begitu juga dengan soal usia.
Keduanya tidak bisa diperbanyak atau diperpanjang:)
Hanya saja, kita tidak tau kapan, dimana dan bagaimana kita menjumpainya.
Dengan silaturahmi, kenapa akan 'memperbanyak rizki'? Karena OTOMATIS. dengan silaturahmi akan memperbanyak relasi. Dan semakin banyak relasi, semakin banyak pula pintu rizki yang terbuka.
Adapun yg disebut dengan panjang usia, adalah saat kita sudah meninggal tapi nama kita masih disebut–sebut orang. Bahkan jadi sebuah kerinduan tiada terperi bagi yang mencintai kita:)
Kembali pada soal silaturahmi... Sebaiknya TILIK ULANG, apa niat kita.
Memang sulit bagi yang belum terbiasa, perlu dicoba dan mmbiasakan diri untuk mnghilangkan minder atau menghilangkan gengsi:)
Jujur terhadap diri sendiri mrupakan salah satu Kunci KeBahagiaan. Dan kebahagiaan itu hanya kita yang merasakan, bukan orang lain, begitu juga dengan sebaliknya.
Jujurlah kalau kita belum mampu memberi 'bingkisan' meski sebenarnya kita ingin ngasih- atau malah tidak mau ngasih- (Baca: tanpa peduli apa kata orang).
sekali lagi, hanya kita yang bisa membahagiakan diri kita sendiri dengan cara pola pikir yg positip dan mengkondisikan suasana hati.
Tetapi kalau kita tidak mau jujur serta mencoba dan membiasakan diri, maka semua ini hanyalah teori saja yang tiada kan pernah merasakan manfaatnya.
orang yg dikunjungi pasti juga akan ngerti dengan keadaan kita.
Sebaliknya kalau kita tidak mau silaturahmi hanya denga alasan tidak membawa sesuatu ( Cendera mata ),
maka selamanya kita akan enggan untuk bersilaturahmi.
Renungkan baik-baik. semoga bermanfaat...
good..
ReplyDeletehahahha..
dapet inspirasi nih dr sini..
makasih kk acim... :)
Kunjungan perdana :)
ReplyDeleteBetul itu sob, ketulusan itu yang tau hanya kita sendiri, namun sebenarnya akan terlihat sejalan dengan waktu.
Salam kenal.