AKU BIASA - BIASA SAJA......

Sunday, July 18, 2010
Posted by achim blog
Ada sebuah cerita tentang seorang anak, sebut saja namanya Fani (6,5 tahun), kelas I SD. Ia memiliki banyak sekali teman. Dan ia pun tidak bermasalah harus berganti teman duduk di sekolahnya. Ia juga bergaul dengan siapa saja dilingkungan rumahnya. Ada satu hal yang menarik saat ia bercerita tentang teman-temannya.

"Bu, Lia pinter sekali lho, Bu...! Pinter Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris... pokoknya pinter sekali....!" katanya santai. Vivi juga pintar sekali menggambar, gambarnya bagus ...sekali! Kalau si Yahya pintar sekali maen musiknya.... !"

Ya memang Fani senang sekali membanggakan teman-temannya. Ketika mendengar celoteh anaknya ibunya tersenyum dan bertanya, " Kalau Fani pinter apa?" Ia menjawab dengan cengiran khasnya, "Hehehe...kalau aku, sih, biasa-biasa saja". Jawaban itu mungkin akan sangat biasa bagi anda, tetapi ibunya tertegun, Fani memang biasa-biasa saja untuk ukuran prestasi scholastic.

Tapi coba kita dengarkan apa cerita gurunya, bahwa Fani sering diminta bantuannya untuk membimbing temannya yang sangat lamban mengerjakan tugas sekolah, mendamaikan temannya yang bertengkar. Bahkan ketika dua orang adiknya, Farah (4,5 tahun) dan Fadila (2,5 tahun) bertengkar. Fani langsung turun tangan. "Sudah..! sudah, Dek! sama saudara tidak boleh bertengkar, Hayo tadi siap yang mulai?" Adiknya saling tunjuk."Hayo, jujur ...Jujur itu disayang Allah..! Sekarang salaman ya... saling memaafkan".



Pun ketika suatu hari ia melihat baju-baju bagus di toko, dengarlah komentarnya! "Wah bajunya bagus-bagus ya Bu? Aku sebenarnya pengin, tapi bajuku dirumah masih bagus-bagus, nanti saja kalau sudah jelek dan Ibu sudah punya rezeki, aku minta dibelikan ..." Ibunya pun tak kuasa menahan air matanya, subhanallah anak sekecil itu sudah bisa menunda keinginan, sebagai salah satu ciri kecerdasan emosional.


Sahabat, betapa banyak dari kita yang mengabaikan kecerdasan-kecerdasan emosional seperti itu. Kadang kita merasa rendah diri manakala anak kita tidak mencapai ranking sepuluh besar di sekolahnya.


"Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami anak yang shaleh dan shalehah, yang cerdas dan kuat, yang menjadi penyejuk hati mata dan hati kami."

MENERIMA KEKURANGAN....MENEMUKAN KEBAHAGIAAN.

Friday, July 16, 2010
Posted by achim blog
Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah.
Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dengan jas hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan
bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian, sang suami berkata kepada istrinya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali
pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.

"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan
membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia.....”.

Istrinya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya
mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang
terlintas dalam benak mereka masing-masing.

Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya", kata sang suami. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang
ditulisnya, sekitar 3 halaman... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari istrinya, ia memperhatikan bahwa airmata istrinya
mulai mengalir...

"Maaf, apakah aku harus berhenti ?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan..." jawab istrinya.

Lalu sang suami melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia "Sekarang
gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu"..


Dengan suara perlahan istrinya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu.
Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau tampan dan baik bagiku.

Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang.... "

Sang suami tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati istrinya. Bahwa istrinya menerimanya apa adanya... Ia menunduk dan
menangis.....

Saudaraku...

Dalam hidup ini, banyak sekali kita merasa dikecewakan, tertekan dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.

Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah
di sekeliling kita..?
Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan hal yang buru

HIDUP MERANTAU PILIHAN ATAU PAKSAAN.....???

Wednesday, July 14, 2010
Posted by achim blog
Tag :
Bagi sebagian besar orang yang kurang beruntung, merantau sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan hidupnya, termasuk saya. Ada yang merantau sejak anak2, remaja atau saat sudah dewasa bahkan ada yang harus hidup merantau saat umur sudah tua. Secara harfiah, merantau bisa diartikan sebagai kegiatan migrasi, pindah tempat tinggal dan hidup di daerah selain asal kelahirannya untuk bekerja, mencari pengalaman dan/atau untuk mencapai kesuksesan secara finansial dan sosial.


Saya sendiri secara resmi mulai merantau sejak masuk STM-PL/SMK N 1 Cirebon kemudian dilanjutkan kuliah di sorong papua .....eh maaf maksudnya langsung kerja karna kasihan ortu tidak ada biaya ke arah sana. setelah dari sorong trus kenegara tetangga Jepang, Korea, Singapore, Thailand, Srilanka, Fiji island dan sekarang terdampar di Australia, masih tetap melakoni pekerjaan yang sama: merantau. Jika dihitung2 kurang lebih sudah 14 tahun hidup merantau, jauh dari orangtua, tetangga, masyarakat dan daerah kelahiran.


Banyak hal yang melatar belakangi mengapa orang hidup merantau tapi secara umum disebabkan karena alasan2 sosial dan ekonomi. Ada yang merantau demi pendidikan yang lebih baik karena tidak ada sekolah/universitas di daerah asal, ada yang merantau karena suatu pekerjaan yang lebih baik, yang pada umumnya tersedia di kota2 besar. Ada juga yang merantau karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan misalnya pegawai negeri atau tugas negara, ada juga yang merantau karena semata2 ingin mencari pengalaman contohnya, teman saya orang kupang yang bisa dibilang secara ekonomi dan tingkatan pendidikan yang bagus tapi memilih hidup merantau karena ingin menumbuhkan sifat kemandirian dan rasa tanggung jawab, saya sebut dia ‘kurang kerjaan’ dan tentunya masih banyak lagi alasan2 spesifk mengapa orang harus hidup merantau.




Pertanyaannya sekarang, sampai kapankah akan hidup merantau? Saya sendiri belum tahu pasti kapan saya akan mengakhiri hidup merantau ini. Bisa beberapa tahun, sampai tua atau bahkan mungkin untuk selamanya. Terkadang hidup merantau penuh dengan penderitaan. Saat rasa rindu akan kampung halaman menyerang, tidak banyak yang bisa dilakukan. Hidup dirantauan terkadang terasa tidak normal, terkadang merasa ‘kalah’ dari teman2 lain yang tetep tinggal di daerah asal dan tetap bisa survive. Sementara saya harus pergi jauh untuk tujuan hidup yang sama sebenarnya, yaitu KEBAHAGIAAN. Apakah hidup merantau itu sebuah pilihan? Iya, karena secara sadar kita putuskan dan lakoni untuk meraih apa yang kita cita2kan. Apakah hidup merantau itu paksaan? Iya, karena alam bawah sadar sebenarnya masih merasa bahwa tidak ada tempat yang seindah daerah kelahiran. Merantau menjadi sebuah paksaan ego atas hati nurani. Ego untuk mencapai berbagai macam hal atas nama kebahagiaan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

dipostingkan dari :BRISBANE PEARL APARTEMENT...karumba,Queensland.Australia...

KISAH POHON APEL....

Tuesday, July 13, 2010
Posted by achim blog
Tag :
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.
Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua daan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.
Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.



Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi deganku," kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya.
Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu.
"Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.
"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon.

Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

BUSUKNYA KEBENCIAN.....

Sunday, July 11, 2010
Posted by achim blog
Tag :
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan"permainan".
Ibu Guru menyuruh tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang. Masing² kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa ... tergantung jumlah orang² yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing² murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah bu guru mereka tiap² kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci. Murid² harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang² pun mulai membusuk,murid² mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat, baunya juga tidak sedap.Setelah 1 minggu murid² TK tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid² TK tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang² busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa² apabila kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu. Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ...

sumber: millis tetangga..

WHY MUST be sad?

Saturday, May 29, 2010
Posted by achim blog
May be a motivation for residents of BC friends so that we do not easily discouraged

One day, someone who was crying in the garden of a breakup, when it came to a philosopher asked him, “Why are you crying?”

The man replied, “I’m very sad, why did he leave me ???!”

Then the philosopher laughed and said .. “You’re so stupid ..”

Then the man said .. “You are what? Breakup I was sad enough, never mind if you do not persuade me, but you still laugh at me.”

“Fool, you do not have to be sad, because that should be sad is that he” said the philosophy ..

“Why is he a sad, is not he who decided me?” People say that ..

“Because you only lose the people who DO NOT love you, but he lost a VERY loving.” Philosopher’s Answer



IMPORTANCE Positive Thinking

Posted by achim blog
Tag :
Once Upon A Time in China several years ago, Siu Lan A poor widow have children aged 7 yrs named Lie May

Poverty makes Lie may have to help her mother sell cakes in the market, because the non-poor had bermanja2 May Lie to her mother.
On one winter when the finished cake, Siu Lan view basket cake sdh damaged and PD Lie Siu Lan told May to wait at home because he will buy a new basket.

When I got home Siu Lan did not find at home in May Lie, Siu Lan directly enraged. Non-tau self benar2 daughter, living in misery but still jg go main2, but had been ordered to wait for the house.

Siu Lan eventually go their own selling cakes and as punishment his door locked from the outside to be signed May Not Lie. Her daughter must be taught a lesson, he thought grimly. Coming home from selling cakes to find Lie Siu Lan Mei, the little girl lying in front of the door. Siu Lan who ran hugged May Lie sdh frozen and lifeless.

Siu Lan scream broke the stillness of snow at that time. He cried meraung2, but Lie may remain motionless. Immediately May Lie Siu Lan carried into the house.

Siu Lan mengguncang2 frozen body of her little girl while shouting the name of Lie May

suddenly a small parcel Lie-hand falls in May
Siu Lan took the little parcel and opened it.




It contained a small biscuit who wrapped outdated and small print imaginable dikertas May Lie who is writing unreadable mess tp, “Mama would not forget, this special day for Mom, I bought this little biscuits for gifts, my money is not enough to buy a biscuit great … Happy Birthday Mama. ”

This true story published in the Daily Xia Wen Pao thn 2007
(Negative thinking, can cause lifelong regrets …. Think Positive)


Welcome to Teknisi otodidak

Popular Post

Blog Archive

Labels

About Me

- Copyright © Teknisi Komputer Otodidak -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -